Kamis, 14 Mei 2009

Penelitian Sosial

PENELITIAN SOSIAL

1. Pengertian dan Proses Penelitian
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata penelitian diartikan sebagai pemeriksaan yang diteliti atau penyelidikan, sedangkan kata penyelidikan diartikan sebagai pemeriksaan atau pengusutan. Kata menyelidiki, berarti memeriksa dengan teliti, mengurut dengan cermat, mempelajari atau menelaah dengan sungguh-sungguh. Jadi dari pengetian diatas dapat dikatakan penelitian dan penyelidikan dianggap bersinonim.
Penelitian itu sendiri atas beberapa komponen didalamnya terdapat rasa ingin tahu dari manusia, ada sesuatu atau masalah, ada proses atau usaha untuk menyelesaikan sesuatu atau masalah tersebut, dan ada hasil yang dicapai misalnya kebenanaran. Jadi dari komponen-komponen tersebut dapat dikatakan bahwa penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia, ada sesuatu atau masalah dengan memeriksa, mengusut, menelaah dan mempelajari secara cermat masalah tersebut sehingga diperoleh sesuatu seperti kebenaran, jawaban, atau pengembangan ilmu pengetahuan. Apakah tujuan penelitian? Secara umum penelitian mempunyai empat tujuan utama, yaitu :
a. Menemukan sesuatu (pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu.
b. Menguji kebenaran sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada.
c. Mengembangkan sesuatu (pengetahuan) dalam bidang yang telah ada.
d. Menulis karya ilmiah seperti membuat skripsi, tesis, dan disertasi.

Dalam mempelajari penelitian sosial ini, sebaiknya kamu tidak hanya mengetahui penelitian sosial secara teori saja atau dasar-dasar penelitian itu saja. Ada beberapa permasalahan yang biasanya dihadapi ketika melakukan penelitian sosial. Misalnya, kita ingin meneliti perilaku suatu geng, kita pun tidak akan dapat menempatkan geng itu di suatu tempat dan meminta mereka untuk berperilaku seperti yang biasa mereka lakukan. Tentu saja mereka akan berbeda dengan perilaku alami yang biasa mereka lakukan di jalan-jalan. Hal ini berbeda, misalnya ketika kita meneliti kanker dalam sebuah laboratorium, kita pun akan dapat mengontrol hal-hal yang menghalangi penelitian tersebut.
Permasalahan lain yang akan dihadapi dalam penelitian sosial adalah ketika kita harus mengumpulkan data dari orang banyak, yang terkadang berjumlah ratusan bahkan ribuan. Selain itu, karena objek penelitian sosial pada umumnya adalah manusia, penelitian sosial harus terkait dengan masalah-masalah etik atau berhubungan dengan moral. Misalnya kita mengeluarkan hipotesis bahwa kepadatan penduduk mendorong unculnya berbagai penyakit.
Penelitian tersebut pada dasarnya terdiri dari beberapa tahap, yaitu perumusan masalah penelitian dan menyusun hipotesis, perumusan rancangan penelitian sosial, pemilihan metode penelitian yang akan digunakan, pengumpulan dan pengolahan data hasil penelitian, pembuatan laporan penelitian, dan presentasi hasil penelitian tersebut.
Setelah seorang peneliti melakukan tahap terakhir, ia mungkin akan berhenti tetapi sebenarnya proses penelitian tidak hanya berhenti di situ saja. Jika penelitian tersebut tidak sukses atau hanya sebagian saja dari penelitiannya, sipeneliti mungkin akan mengulang hipotesisnya lagi kemudian mengujinya lagi.
Pengulangan penelitian ini disebut juga dengan replikasi. Oleh karena itu, merupakan hal penting bagi seorang peneliti, jika ia dapat merancang penelitiannya untuk dapat direplikasikan oleh orang lain. Replikasi ini merupakan salah satu persyaratan bahwa sebuah penelitian itu dikatakan baik.
Suatu penelitian juga harus bersifat objektif, artinya data yang digunakan adalah berupa fakta kenyataan; berlaku bagi umum; bersifat hemat, artinya tidak berlebihan, baik yang ditulis maupun yang dilakukan; bersifat konsisten, dimana data atau ungkapan yang digunakan dalam penelitian itu harus selalu sama bagi kata atau ungkapan yang memiliki arti sama, dan terdapat hubungan yang saling menjalin antara satu bagian dan yang lain.

2. Konsep-konsep Dasar Penelitian
Sebelum kita membahas jenis-jenis penelitian, terlebih dahulu kamu perlu mengetahui konsep-konsep dasar dalam penelitian. Konsep-konsep ini tentu saja akan sering kamu temui ketika kamu mempelajari penelitian sosial. Apa saja konsep-konsep dasar tersebut? Perhatikan uraian berikut ini.
a. Konsep
Apa yang dimaksud dengan konsep? Secara umum, konsep merupakan ide-ide, pengambaran hal-hal atau benda-benda atau pun gejala-gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata. Konsep terbentuk dengan jalan abstraksi dan generalisasi. Abstraksi adalah proses menarik intisari dari ide-ide, hal-hal, benda-benda, juga gejala sosial. Generalisasi adalah menarik kesimpulan umum dari sebuah ide, hal, benda, juga gejala sosial yang khusus. Oleh karena itu, ciri dari suatu konsep adalah bersifat umum. Manfaat dari ciri ini adalah kemungkinan kita menghadapi perubahan yang terjadi pada penampilan konkret dari ide-ide, hal-hal, benda-benda, dan gejala, tanpa harus membuat suatu konsepsi yang lama. Misalnya mobil yang setiap hari berganti warna dan bentuk tidak perlu keluar dari konsep “mobil” dan mungkin mobil yang akan datang tidak lagi menggunakan roda seperti halnya mobil masa kini, tetapi konsep “mobil” mungkin masih dapat digunakan untuk menyebut benda-benda yang dimaksud.
Selain itu, ada pula konsep yang konkret, yaitu yang dapat diindera oleh pancaindera, ada pula yang abstrak, yaitu yang tidak dapat diindera oleh panca indera. Misalnya konsep “pintu”, “meja”, lebih mudah diterangkan karena kita melihat wujud konkretnya melalui panca indera kita. Sebaliknya, konsep yang abstrak tentu saja tidak dapat dilihat dari wujud konkretnya melalui pancaindera kita.
Konsep yang dipakai dalam ilmu sosial walaupun kadang-kadang istilahnya sama dengan yang digunakan sehari-hari, namun mempunyai makna dan pengertian yang berbeda. Oleh karena itu, untuk menghindari kebingungan mengenai makna dan pengertian suatu istilah atau konsep yang akan kamu gunakan dalam penelitian, kamu pun harus mendefinisikan konsep tersebut. Untuk itu, kamu pun harus memerhatikan beberapa hal untuk membuat definisi. Pertama, apa yang mendefinisikan sebaiknya tidak mengandung istilah yang sinonim. Misalnya, konsep “pembangu-nan” jika didefinisikan sebagai setiap proses perubahan terencana dalam suatu masyarakat untuk mencapai keadaan yang lebih baik dan yang berorientasi pada kepentingan rakyat banyak. Kedua, sebaiknya definisi tidak dirumuskan dalam kalimat negatif. Misalnya, televisi bukan radio. Ketiga, definisi seharusnya dijelaskan dalam bahasa yang sederhana, jelas dan terperinci sehingga lebih komunikatif dan orang lebih mudah mengerti.

b. Variabel
Merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai. Variabel dapat dinyatakan dengan angka-angka. Untuk itu, konsep yang abstrak harus diubah menjadi konsep yang lebih konkret sehingga konsep itu pun dapat diamati dan diukur. Variabel dapat berupa peristiwa (seperti kecelakaan), tingkah laku, atau karakteristik dari individu, kelompok dan masyarakat lainnya yang dapat diukur. Misalnya konsep “badan” bukan merupakan variabel, karena “badan” tidak mengandung adanya variasi nilai. Begitu juga dengan konsep “jenis kelamin” merupakan variabel karena mempunyai variasi nilai “pria” dan “wanita”. Berdasarkan hubungannya, variabel dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikiut :
1. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab bagi variabel lain. Misalnya, seleksi tenaga kerja dapat dikatakan sebagai variabel bebas. Sebaliknya, prestasi kerja merupakan variabel terikat.
2. Variabel terikat
variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Suatu variabel tertentu dapat juga menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Contoh variabel terikat ini misalnya harga saham, variabel bebasnya sendiri adalah inflasi.
3. Variabel moderator
Variabel moderator merupakan variabel yang mempengaruhi, baik itu memperkuat maupun mempertemukan hubungan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas. Misalnya, hubungan suami istri akan semakin kuat jika mempunyai anak, tetapi sebaliknya hubungan tersebut akan renggang bila ada pihak ketiga.
4. Variabel intervening
Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi, yaitu memperlemah atau memperkuat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, tetapi tidak dapat diukur dan diamati. Contohnya : gaji karyawan tinggi.
5. Variabel kontrol
Merupakan variabel yang dikendalikan. Misalnya, perbandingan prestasi kerja karyawan pemasaran antara lulusan SMA dan SMK melalui penjualan yang dihasilkan mereka.

c. Hipotesis
Merupakan pernyataan yang dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji dan menggambarkan suatu hubungan tertentu antara dua atau lebih variabel.

d. Pengukuran
Penggunaan aturan untuk menetapkan bilangan pada objek atau peristiwa.

3. Jenis-jenis Penelitian
Penelitian dapat dibagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, yaitu penelitian berdasarkan hasil yang diperoleh, berdasarkan bidang yang diteliti, berdasarkan tempat penelitian, berdasarkan tekni yang digunakan, berdasarkan keilmiahannya, dan berdasarkan spesialisasi ilmu garapannya.
a. Berdasarkan hasil yang diperoleh, penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu penelitian dasar (basic research) dan penelitian terapan (applied research).
b. Berdasarkan bidang yang diteliti, penelitian dibagi atas dua, yaitu penelitian sosial dan penelitian eksakta. Penelitian sosial tentu saja secara khusus meneliti bidang sosial seperti ekonomi, pendidikan, hukum, dan sosiologi. Sebaliknya, penelitian eksakta secara khusus meneliti bidang eksakta seperti kimia, fisika, dan biologi.
c. Berdasarkan tempat penelitian, penelitian dibagi menjadi dua, yaitu penelitian lapangan (field research), penelitian kepustakaan (library research), dan penelitian laboratorium (laboratory research).
d. Berdasarkan teknik yang digunakan, penelitian dibedakan atas dua, yaitu penelitian survei (survey research), dan penelitian percobaan (experiment research). Dalam penelitian survey tidak dilakukan perubahan, artinya tidak ada perlakuan khusus terhadap variabel yang diteliti. Sebaliknya dalam penelitian percobaan dilakukan perubahan artinya ada perlakuan khusus terhadap variabel yang diteliti.
e. Berdasarkan keilmiahannya, penelitian dibedakan dua, yaitu penelitian ilmiah dan penelitian non-ilmiah. Dalam pelaksanaannya, penelitian ilmiah menggunakan kaidah-kaidah ilmiah, artinya pokok pikiran yang dikemukakan, disimpulkan melalui suatu prosedur yang sistematis denan menggunakan pembulatan yang ilmiah. Penelitian ilmiah didasarkan atas logika, terorganisasi, dan diteliti dalam merumuskan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan.
f. Berdasarkan spesialisasi ilmu garapannya, penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1) Penelitian komunikasi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang komunikasi seperti dalam bidang komunikasi massa.
2) Penelitian hukum adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang hukum seperti hukum perdata, hukum pidana, hukukm tata negara dan hukum internasional.
3) Penelitian pertanian merupakan penelitian yang dilaksanakan dalam bidang pertanian seperti agrobisnis, budi daya tanaman, hama tanaman, dan agronomi.
4) Penelitian ekonomi adalah penelitian yang dilaksanakan dalam bidang ekonomi, seperti ekonomi mikro, ekonomi makro, dan ekonomi pembangunan.


4. Metodologi Penelitian
Apa yang kamu ketahui tentang metodologi penelitian? Apakah ada bedanya dengan metode penelitian? Kata metodologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu methodos yang berarti cara atau jalan dan logos yang berarti ilmu. Metodologi penelitian adalah ilmu yang membicarakan tata cara atau jalan sehubungan dengan adanya penelitian.
Metodologi penelitian itu sendiri melingkupi metode penelitian. Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakikan yang memiliki langkah-langkah yang sistematis.

5. Peranan Penelitian
Apakah peranan dari penelitian tersebut? Penelitian mempunyai peranan untuk memecahkan masalah. Dalam hal ini penelitian meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks. Penelitian meningkatkan kemampuan untuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena dari suatu masalah. Untuk tahap pertama, kamu akan belajar bagaimana cara merumuskan masalah.

6. Prosedur Penelitian
a. Tahap perencanaan, yaitu tahap di mana sebuah penelitian dipersiapkan. Misalnya, pemilihan judul dan penyusunan hipotesis.
b. Tahap pelaksanaan merupakan sebuah tahap di mana sebuah penelitian sudah dilaksanakan. Pengumpulan data, analisis data, dan penarikan kesimpulan pun mudah dilakukan.
c. Tahap penulisan merupakan tahap dimana sebuah penelitian telah selesai dilaksanakan.

Tahap-tahap penelitian diatas pun dapat dikembangkan lagi menjadi lebih luas, yaitu mendefinisikan dan merumuskan masalah, melakukan studi kepustakaan, merumuskan hipotesis, menentukan rancangan penelitian, mengumpulkan data, mengolah dan menyajikan informasi, menganalisis dan menginterprestasikan, membuat kesimpulan atau generalisasi serta membuat laporan dan mempresentasikannya.
a. Mendefinisikan dan merumuskan masalah.
Ini merupakan tahap yang penting ketika memulai sebuah penelitian.
b. Melakukan studi kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dan mengacu pada teori-teori yang berlaku yang dapat ditentukan pada buku teks atau pada hasil penelitian orang lain, baik yang sudah diterbitkan maupun yang belum.
c. Merumuskan hipotesis
Peneliti menghipotesiskan pernyataan yang ada pada perumusan masalah.
d. Menentukan rancangan penelitian
Rancangan penelitian merupakan kerangka kerja penelitian, dimana didalamnya akan dikumpulkan, diukur, dan dilakukan analisis data sehingga pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian dijawab
e. Mengumpulkan data
Pengumpulan data sebagai bahan baku informasi dilakukan dengan teknik yang sesuai.
f. Mengolah dan menyajikan informasi
Setelah data dikumpulkan, data itu pun diolah agar dapat lebih mudah untuk menginterpretasikan dan dianalisis lebih lanjut.
g. Menganalisis dan menginterprestasikan
Hasil olahan data kemudian dianalisis lebih lanjut dengan tujuan penelitian sehingga menghasilkan kegiatan yang tajam, mendalam dan luas.
h. Membuat kesimpulan atau generalisasi
Melakukan analisis dan interpretasi, peneliti pun mulai membuat kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
i. Membuat laporan dan mempresentasikannya.
Setelah seluruh tahap penelitian dilakukan, hasil kerja si peneliti itu pun dilaporkan misalnya dalam bentuk skripsi untuk program sarjana S1, tesis untuk program pasca sarjana (S2), dan disertasi untuk program doktoral.

MENGANALISIS MASALAH PENELITIAN DAN MENYUSUN HIPOTESIS

Sebelum memulai sub bab ini, pastikan kamu sudah mempunyai bayangan akan permasalahan yang ingin kamu teliti. Merumuskan masalah penelitian termasuk salah satu tahap yang paling sulit dalam proses penelitian. Hal tersebut merupakan tujuan yang ingin dicapai dari setiap orang yang akan meneliti. Tetapi sayangnya hal itu justru seringkali mengantarkan seseorang pada pilihan topik yang menarik dengan sumber data dan referensi yang terbatas.
Padahal di subbab awal telah ditekankan bahwa replikasi atau pengerjaan kembali proyek penelitian yang lama merupakan hal yang penting dalam penelitian. Untuk menemukan permasalahan tersebut, kamu harus dirangsang oleh ide-ide dan penelitian lainnya. Seseorang pun seringkali merasa tidak kreatif karena ternyata permasalahan yang ingin ia teliti bukanlah hal yang baru dan berbeda. Tentu saja kamu tidak boleh merasa seperti itu.

1. Pengertian Masalah Penelitian
Perumusan masalah merupakan upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari jawabannya. Dapat juga dikatakan bahwa perumusan masalah merupakan pertanyaan lengkap dan terinci berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Mengapa masalah muncul ? Masalah muncul karena adanya tantangan kebingungan atau kesangsian kita terhadap suatu hal atau fenomena. Masalah penelitian dalam hal ini adalah masalah yang akan dijadikan objek penelitian.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih masalah penelitian, yaitu sebagai berikut :
a. Masalah yang akan dipilih sebaiknya dapat diteliti, artinya penelitian tersebut dapat dilaksanakan.
b. Masalah yang diteliti harus mempunyai atau memberikan manfaat.
c. Masalah yang dipilih sebaiknya sesuai dengan minat peneliti.
d. Adanya faktor pendukung dari masalah yang diteliti, artinya tersedia data-data yang diperlukan untuk penelitian tersebut.

2. Merumuskan Masalah Penelitian
Perumusan masalah sebaiknya kamu susun secara singkat, jelas dan padat serta dituangkan dalam bentuk kalimat tanya (question). Perumusan itu harus menampakkan variabel-variabel yang diteliti. Selain itu, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut dan subjek penelitian dapat duji secara empirik. Artinya, dimungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepekaan terhadap masalah diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Spesialisasi atau keahlian khusus seseorang yang menjadi profesi-nya. Contoh, seorang dokter tentu saja akan lebih peka terhadap penyakit.
b. Program akademis atau pendidikan yang pernah ditempuh seseorang akan memberikan bekal pengetahuan sehingga dapat memberikan wawasan dalam merumuskan permasalahan.
c. Bahan bacaan yang dimiliki oleh peneliti.
d. Kepekaan terhadap lingkungan.

Tidak semua masalah yang ada dapat dijadikan sebagai masalah penelitian. Ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh sebuah masalah untuk dijadikan sebagai masalah penelitian. Suatu masalah dapat dijadikan sebagai masalah penelitian apabila dengan observasi atau pengumpulan data, masalah tersebut dapat memberi jawaban, dan nilai yang disertakan dalam masalah yang diambil itu dapat diukur.
Dalam bukunya Metode Penelitian, Nazir menyebutkan bahwa ciri-ciri masalah yang baik adalah mempunyai nilai penelitian, mempunyai fisibilitas dan sesuai dengan kualifikasi si peneliti.
a. Mempunyai nilai penelitian dengan hal-hal berikut ini.
1. Masalah harus mempunyai keaslian, yaitu menyangkut hal-hal yang up to date, mempunyai nilai ilmiah, dan tidak berisi hal-hal sepele.
2. Masalah tersebut harys menyatakan suatu hubungan.
3. Masalah itu harus mempunyai arti dan nilai, baik dalam bidang ilmunya sendiri maupun dalam bidang aplikasi untuk penelitian terapan.
4. Masalah harus dapat diuji dengan data dan fasilitas yang sudah ada.
5. Masalah harus dapat dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak membingungkan.
b. Mempunyai fisibilitas. Maksudnya mempunyai fisibilitas disini adalah masalah tersebut dapat dipecahkan.
c. Harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti. Artinya, masalah tersebut menarik keingintahuan peneliti untuk menemukan jawaban atau menemukan hal yang lebih penting dan lebih menarik.

Masalah penelitian dapat muncul dari kehidupan sehari-hari, mungkin, karena menjumpai hal-hal tertentu atau didorong rasa ingin tahu.
Setelah kamu berhasil menetapkan masalah penelitianmu, jangan lupa untuk membuat judul penelitian sebagai langkah selanjutnya. Judul penelitian merupakan kalimat, dan hanya satu kalimat pernyataan (bukan kalimat pertanyaan), terdiri dari kata-kata yang konkret, jelas, singkat, deskriptif, dan tidak terlalu berlebihan.
apabila dalam penelitian tersebut kamu ingin mengetahui keadaan sesuatu, berapa banyak atau sejauh mana penelitian yang kamu lakukan artinya bersifat deskriptif. Artinya, kamu ingin menjelaskan suatu peristiwa. Misalnya, “tanggapan masyarakat terhadap …..”. Atau mungkin kamu ingin membandingkan dua fenomena yang tejadi di masyarakat dalam penelitianmu. Artinya judul penelitian tersebut mencakup unsur-unsur sebagai berikut :
a. Analisis Pengaruh : Sifat dan jenis penelitian
b. Bencana Tsunami : Objek penelitian kondisi sosial
c. Masyarakat Nias : Subjek penelitian
d. Sumatera Utara : Lokasi penelitian
e. Tahun 2004 : Tahun penelitian

Nah masalah yang sudah dibuatkan judulnya selanjutnya akan dibuatkan rumusan masalahnya. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, rumusan masalah merupakan pernyataan singkat suatu masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah tersebut sebaiknya dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Selain itu, rumusan itu juga sebaiknya jelas, padat, mempunyai data untuk memecahkan masalah, dan harus merupakan dasar untuk membuat hipotesis. Apa saja tujuan dari perumusan masalah? Perumusan masalah membantu untuk memuaskan keingintahuan seseorang akan hal-hal baru.

3. Melakukan Studi Kepustakaan
Setelah kamu berhasil merumuskan masalah penelitian, langkah selanjutnya yang kamu lakukan adalah melakukan studi kepustakaan atau yang biasa disebut menyusun daftar bacaan yang akan digunakan dalam penelitianmu.
Kepustakaan akan memberikan informasi mengenai hal-hal apa saja yang sudah dikemukakan ahli lain, bagaimana cara meneliti, dan hasil-hasil apa saja yang sudah diperoleh.
Kegiatan penelitian selalu bertolak dari ilmu pengetahuan yang ada sebelumnya. Kepustakaan sebagai salah satu langkah terpenting dalam suatu proses penelitian. Hal tersebut tidak saja membantu mereka untuk mempelajari data penelitian terdahulu tetapi juga akan menghemat waktu, usaha, dan biaya.
Buku-buku yang kamu baca pun harus mempunyai relevansi dengan penelitianmu. Artinya, ada kecocokan antara hal-hal yang kamu teliti dan teori-teori yang dikemukakan kepustakaan tersebut. Selain itu, studi kepustakaan akan semakin baik jika kepustakaan yang kamu gunakan adalah yang terbaru.
Selain itu, kamu pun dapat menanyakan hal-hal apa yang belum diselidiki, pengetahuan apa yang diberikan oleh penelitian tersebut pada satu bidang sebelumnya. Jika kamu berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kamu pun akan mampu melakukan tahap penelitian selanjutnya, yaitu menyusun hipotesis.

Fungsi Studi Kepustakaan
Fungsi dari studi kepustakaan antara lain adalah sebagai berikut :
1) Untuk membantu dalam penyelesaian penelitian.
2) Untuk mengetahui kekurangan-kekuranagn yang sebenarnya mungkin ada
3) Untuk mempertajam permasalahan.
4) Dengan studi kepustakaan, kamu akan mengetahui dengan pasti apakah permasalahan yang dipilih sudah pernah diteliti atau belum pernah diteliti oleh peneliti-peneliti terdahulu.
5) Terakhir, dengan studi kepustakaan kamu akan mengetahui apakah terdapat masalah-masalah lain yang mungkin lebih menarik dari masalah yang sudah diteliti.

Tahap-tahap Studi Kepustakaan
Ada beberapa tahap yang harus kamu lalui ketika kamu melakukan studi kepustakaan.
1) Mengetahui jenis pustaka yang dibutuhkan
2) Mengkaji dan mengumpulkan bahan pustaka.
3) Menyajikan studi kepustakaan

4. Menyusun Hipotesis atau Pertanyaan Penelitian
Setelah kamu menentukan hal apa yang akan kamu teliti dan melakukan studi kepustakaan, kamu harus menetapkan hipotesis. Hipotesis berasal dari hata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti kebenaran. Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris.
Setelah itu kamu dapat membuat kelompok-kelompok keterangan utama untuk menjawab satu masalah tertentu. Hubungan diantara variabel-variabel tersebut dapat benar atau salah. Misalnya, jika rumusan masalah berbentuk seperti berikut ini.
a. Berapa lama daya tahan TV merek “P”?
b. Bagaimana rata-rata penjualan cabang PT. “X” di kota J dibandingkan dengan rata-rata penjualan cabang PT “X” di kota B?
c. Bagaimana bentuk hubungan antara stres dan kinerja dan kinerja karyawan PT. ABC ?

Jadi, rumusan hipotesisnya antara lain sebagai berikut :
a. Daya tahan TV merek “P” adalah 11.500 jam
b. Rata-rata penjualan cabang PT. “X” di kota J kurang dari rata-rata penjualan cabang PT. “X” di kota B.
c. Ada hubungan positif antara stres dan kinerja karyawan.

Kegunaan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian memberikan beberapa kegunaan, yaitu sebagai berikut :
1. Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.
2. Mempersiapkan peneliti pada kondisi fakta dan hubungan antar fakta yang terkadang hilang begitu saja dari perhatian si peneliti.
3. Sebagai alat yang sederhana untuk memfokuskan fakta yang bercerai-berai ke dalam suatu kesatuan yang penting dan menyeluruh.
4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antarfakta.

Bentuk Rumusan Hipotesis
Berdasarkan jenis masalahnya, rumusan hipotesis dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif.
1) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan hipotesis mengenai nilai suatu variabel mandiri, yang berbetuk perbandingan atau hubungan. Misalnya rumusan masalahnya adalah berapa rata-rata penjualan buku cabang PT “X” dikota “J” ?, hipotesis deskriptif adalah adalah rata-rata penjualan buku cabang PT “X” di kota J adalah 100 buah per hari.
2) Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif adalah hipotesis mengenai nilai perbandingan antara variabel lainnya. Misalnya, rumusan masalahnya adalah bagaimana daya tahan TV merek “P” bila dibandingkan dengan daya tahan TV merek “Q” ?.
3) Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif merupakan hipotesis mengenai nilai hubungan antara satu atau lebih variabel lainnya. Misalnya, rumusan masalahnya adalah bagaimana bentuk hubungan antara inflasi dan harga saham PT. “A”. Rumusan hipotesis asosiatifnya adalah ada hubungan negatif antara inflasi dan harga saham PT. “A”.

Berdasarkan atas uji statistiknya; rumusan hipotesis dapat dibedakan atas dua jenis hipotesis, yaitu hipotesis nol atau hipotesis nihil dan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja.
1) Hipotesis nol atau hipotesis nihil.
Hipotesis nol merupakan hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang akan diuji.
2) Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja
Hipotesis alternatif disimbolkan dengan Ha atau Hi, yaitu hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan/tandingan hipotesis nol.